Senin, 06 Juni 2016

Catatan Akhir Kuliah : Part 2 : PKL

Akhirnya aku dapat tempat PKL juga! Yeay! Wah aku senang sekali!

Hmmm

Mendapatkan tempat PKL berarti juga tandanya libur kamu sudah habis Arda. Ingat sudah habis. Dan juga semakin dekat dengan yang namanya Tugas Akhir. Aaaaaaaaaaaaaaarrghhh aku kudu piyeeeeeee

Untuk mencari tempat PKL harusnya kalau saran dari para dosen sih, yang kemungkinan kamu bisa diperpanjang sekalian untuk dijadikan pegawai gitu. Supaya besok nggak usah nyari-nyari kerja lagi, dan tinggal meneruskan apa yang ada. Juga, katanya sih, kalau misalnya kamu udah dapet kerja langsung pas PKL, nanti nggak usah ngerjain TA. Langsung diluluskan. Waaaaah, aku sangat excited sekali dengan info seperti itu! Bagaimana bisa kamu lulus tanpa ngerjain TA? Kan wangun banget gitu nggak sih?

Dipikiranku adalah, gimana cara aku bisa PKL yang kemungkinan aku bisa diperpanjang kontrak dengan mereka coba? Padahal aku kerja aja pengennya jadi salah satu crew nya Sheila On 7

*dikeplak dosen*

*dikeplak Ibuku barang*

Kemudian atas dasar pemikiran itu, aku dan temanku mencari tempat di mana kemungkinan kami bisa PKL sekaligus mendapatkan pekerjaan sekalian. Temanku ini juga selera mencari tempat PKL nya sama sepertiku, yang intinya sih masih boleh pakai jeans juga sneakers  hahaha. Akhirnya kami berpikir dan mendapatkan ilham untuk mendaftar di salah satu taman rekreasi baru yang ada di Yogyakarta yang wujudnya waterboom. Kami berdua sepakat untuk mencoba menanyakan ke sana. tapi ternyata, teman-teman kami juga ada yang tertarik ke sana, mereka malah sudah lebih dulu menanyakan tentang bisa atau tidaknya untuk pkl di sana. juga menanyakan kalau misalnya pkl di sana nanti di bagian apa. Ternyata, dari pihak sana, lama sekali menghubungi kembali teman kami tersebut, juga hanya ada dua lowongan yang dibutuhkan yaitu di bagian engineering, yang jelas bukan keahlianku banget, hahaha dan bagian gardener. Sebenarnya kalau gardener gitu, aku cocok aja sih. Sebagai anak yang dulunya rajin sekali kalau piket di kelas, rasanya menyapu adalah hal yang sudah menyatu dalam tubuh. #tsaaaah tapi karena temanku agak gimana gitu kalau misalnya jadi gardener, ya kami memutuskan untuk tidak jadi saja. Selain jauh, aku nek dewean yo wegah je.

Waktupun semakin mepet, bulan Februari itu adalah akhir untuk penyerahan kertas mau PKL di mana kepada dosen pembimbing akademik. Apalagi kalau kamu mau diwisuda bulan Agustus. Opsi pertamaku adalah kebun binatang, namun karena temanku sudah banyak yang pkl di sana, makanya nggak boleh lagi, ndak nanti malah kehabisan topik tentang ta yang mau digarap. Opsi kedua ya yang di waterboom tadi dengan pertimbangan, ya kali aja bisa sekalian jadi pegawai kan ya. Akhirnya pas ngobrol-ngobrol dengan temanku yang lain dia memberikan usul, bagaimana kalau di salah satu tempat rekreasi yang lain saja yang letaknya di Jalan Wonosari. Sebenarnya ini juga sudah masuk opsiku, tapi ya karena tempatnya jauh, aku jadi pikir-pikir. Dan ternyata ada dua orang temanku yang lain juga ingin mengajukan PKL di sana. mereka berdua tadinya ingin PKL di salah satu perusahaan bus yang markasnya ada di Jogja, namun karena tidak segera memberikan kabar baik, kedua temanku tadi kemudian berpaling hati. Mereka kemudian mendengarkan percakapan kami dan juga akhirnya tertarik mengikuti jejak kami.

Aku pun seperti sudah mendapatkan gambaran seperti apa tugas akhirku. Gokart. Sepertinya akan menarik.

***

Ketika kami melakukan pengajuan, selang seminggu kemudian barulah kami mendapatkan telpon dari pihak sana. itu juga kayanya gara-gara kami telpon duluan sih hahaha. Eh tapi pas pertama kesana, ramah banget sih emang pelayanannya. Halus banget gitu yang diajakin ngobrol.
Pas disuruh datang ke sana, kami kemudian diajak ke kantor untuk dijelaskan kami diterima atau tidak begitu. Ternyata kami berempat diterima. Waaaaawwww!! Namun ada salah satu hal yang mungkin tidak kami perkirakan. Ternyata, kami bisa PKL berempat, tapi waktunya untuk memulai tidaklah barengan. Dua orang pertama bisa mulai dari tanggal 1 Februari,  dan dua lainnya mulai dari tanggal 20 Februari. Di situ kami berempat sempat bertatap-tatapan. Sempat “duh piye iki lek?” “wah nek ra bareng teneh piye?”. Kami diberikan syarat itu karena, taman rekreasi ini mulai ramai adalah di bulan April sampai dengan Juni. Di situlah ramai-ramainya, makanya kami dipisah mulainya supaya di bulan segitu kami masih bisa memberikan bantuan kami. Kalau aku sih sama aja mulai kapan, yang penting sih diterima aja udah cukup kalau aku. Dan karena aku anaknya santai, ya aku mengalah saja pada teman-temanku yang sudah tidak sabar untuk memulai dan supaya bisa segera mengerjakan TA mereka.

Ah ternyata Gusti Allah memang Maha Baik, kalian tahu? Hari Jumat tanggal 19 Februari aku di sms apa sama tempat PKL ku? “Mas, masuk PKLnya hari Senin tanggal 22 Februari saja. Pakaiannya sopan rapi. Terima kasih”

Dan di pikiranku saat itu adalah, “Le penting sheila tanggal 20 aku isih iso nonton” hahahaha.

***

Hari pertama aku mulai PKL dengan kondisi badan yang tidak begitu sehat, aku mumet karena kurang tidur gara-gara futsal dan begadang. Ini tidak baik untuk dicontoh ya. Ketika sampai sana, kemudian perkenalan satu persatu anggota dari team marketing. Dan setelah itu aku langsung diajakin buat muter, kalau di jadwal sih mobile tulisannya, dan aku diajakin buat muter ke merchant yang diajakin kerja sama. tapi itu hanya berlangsung setengah hari saja, wong nyatanya setelah jam 1 kami kemudian tidur siang karena yaaaa kondisi badan yang tidak memungkinkan untuk diajak muter lebih jauh.

Hari kedua atau ketiga, aku langsung diajak ke IGTKI di Semarang, yang memaksaku untuk subuh dan meluncur ke Jalan Wonosari. Uadem e Gusti Allah.

Dan sampai suatu ketika, ada jadwal yang membuatku mengatakan, “Wah mesakne ya andang-andang wes diajak neng Cirebon”, ketika temanku mendapatkan jatah luar kota yang mengharuskan dari Sabtu sampai Minggu atau Senin dalam perjalanan. Aku kasihannya adalah, kan dia punya pacar yah, jadi kasihan gitu nek nggak satnight an. Dan selang seminggu kemudian aku mendapatkan jatah buat ke Bandung.

Tanggal 5 Maret kalau tidak salah. Itu adalah saat aku ditugaskan ke bandung, dan memaksaku melewatkan, masku pulang jogja, dan temanku yang pengen curhat. Yang sebenarnya nggak enak dalam perjalananku ini adalah, aku yang harus duduk di samping sopir yang sedang berkerja. Aku  nggak pernah bisa nyaman kalau duduk di depan. Entah kenapa. Kebiasaan pas sekolah kali ya? Duduknya juga di belakang terus. Pas berangkat, kami semua enak-enak saja. pak sopir dan aku mengobrol sepanjang perjalanan. Namun hanya sampai Wates saja, setelah itu aku kemudian tertidur. Di jalan itu aku kadang bangun, kadang tidur. Kadang juga kejeduk dengan pintu karena aku senderan ke pintu. Setelah sampai Bandung keesokan harinya, kamipun pulang ke jogja. Dan di jalan aku tertidur lagi, sampai-sampai ditanyain pak sopir, “Lho ngopo kok tangi? Turu meneh wae kana”, “Ah mboten pak” jawabku. Aku tahu itu adalah sebuah sindiran jadi aku berusaha untuk tidak tidur, walaupun kemudian aku tertidur lagi. 

Di jalan, ketika pukul 2 an malam, pas aku terbangun, pak sopir bilang, “Sego godhog e kana kuwi enak lho.” Menurut kalian aku akan menjawab apa?

Kalau jawabanku kemarin adalah seperti ini, “Wo nggeh tha pak? Sampun kerep njajal?

Hoo. Nek koe ngelih madhang meneh wae

Wah mboten mawon pak, tasih wareg. Kulo nggeh manut mbakke mawon”, jadi sebenarnya kami ke Bandung itu bertiga, ada mbak marketingnya duduk di belakang, dan aku yang disuruh duduk depan.  Walaupun sebenarnya aku ngelih, tapi juga kebelet pup. Jadi, di pikiranku hanyalah mbok gek ndang tekan Jogja ben gek bar. Informasi saja, aku adalah termasuk orang yang susah pup kalau nggak di rumah.

Ada salah satu pemandangan keren menurutku ketika perjalanan pulang, jalanan yang di pinggir kanan kirinya ada pohon besar kemudian membentuk pintu seperti memasuki dimensi lain. Apalagi malam hari gitu. Keren sekali. "Wih apik", dan kemudian aku mendapatkan komentar seperti ini, “Koe kok nggumunan banget e kaya bocah

Ketika sampai Kebumen, jalanan benar-benar sepi. Hampir nggak ada mobil, motor atau apapun yang lewat bareng dengan kami. Aku merinding juga sih pas itu. nah, ketika sampai Purworejo yang tandanya bentar lagi Wates dan kemudian Jogja, malah ternyata pak sopir kami memutuskan untuk menghentikan mobilnya kemudian tidur. Lucunya adalah, ketika semua orang di mobil tidur, aku malah nggak bisa tidur. Sudah berganti banyak posisi, hasilnya sama saja. padahal selama perjalanan, ya langsung tidur aja akunya. Yang jelas sih, pupus sudah mimpiku sampai Jogja subuh. Kemarin malah sempat berpikiran kalau bisa sampai Jogja jam 9 malem bakalan berangkat futsal aku.

Dan ternyata memang jawabanku ketika membahas makanan tadi salah. Aku baru tau jawabanku salah setelah temanku yang di minggu depannya berangkat ke Subang diceritani seperti ini,

Lha kancamu kae wagu og, sepanjang perjalanan turu. Neng dalan tak lewatke gronjalan yo ra tangi. Tak jak madhang yo ra gelem. Ha yo tak gawe suwi sisan wae le tekan Jogja.

Ngelu ra ndasmu nek ngono kuwi? Ya gimana ya? Masalahnya adalah, aku termasuk orang yang tidak peka, aku tidak pandai membaca kode yang diberikan oleh seseorang. Jadi, AKU JELAS TIDAK BISA MENERJEMAHKAN KALAU KALIMAT, “Sego godhog e kana kuwi enak lho.” ARTI SEBENARNYA ADALAH, “AKU NGELIH, AYO MADHANG”. Aku tidak bisa. Selain itu aku bukanlah orang yang terbiasa, “Ayo dolan” atau yang mengajak seseorang untuk kemana. Kalaupun memang aku bisa melakukan itu, seharusnya aku sudah punya pacar sekarang.

#eaaa curhat.

Dan lagi pula apa yang diharapkan bapak itu dari seorang bocah yang baru mulai PKL 2 minggu. Dan nggak bawa duit lagi. Duit perjalanan di bawa mbaknya marketing yang sedang tidur di seat tengah. Seseorang, tolong katakan memang aku yang salah atau aku yang bodoh dalam hal ini?

Ketika di saat-saat aku sudah mulai PKL, ada sebuah tawaran masuk, “melu jaga susu ya”. Chat yang ku terima dari salah seorang etman yang mempunyai usaha susu yang letaknya di depan masjid rumahku. Akupun mengiyakan, tanpa pernah membayangkan kalau besok bakalan secapek itu. Di waktu yang belum ada seminggu aku bahkan sempat sudah mengatakan ingin re-sign dari jaga susu itu. aku mengatakan, “kesel tenan bro sumpah. Aku bali wae jam 6 lagi tekan omah. Njuk dodolan susu tekan jam 11. Esuke mangkat jam 9.” Dengan muka memelas aku mengatakannya.

Rapopo bro dijajal sek. Iki sesok lagi ameh dijadwalke le jaga.” Jawabnya.

Satu hal yang kusesalkan dari tawaran jaga susu adalah, kenapa nggak dari pas buka aja sih? Kan kalau pas awal aku masih gabut belum PKL jadi masih bisa leren dan membagi waktu. Ya walaupun akhirnya aku sudah bisa membiasakan diri dengan ini semua.

Di salah satu hari sabtu saat barasuara manggung di deket rumah, tiba-tiba ada sebuah pertanyaan dari kepala marketing kami, “Yang hari ini masuk siang siapa?” aku kemudian tunjuk tangan.

“Nanti ikut member race ya”

Jlegeeeeerrrr. Lemes awakku. Pupus sudah menonton Barasuara gratis di dekat rumah.

Niatnya sih tetep pengen dipancal itu konser, tapi ternyata, sampai rumah aja udah jam 11. Kemudian aku ke mie nyemek deket rumah, eh malah ada temen-temen SMP ku yang baru saja pulang setelah menonton Barasuara. Huwaaaaaaaaaaaa gelone kene bro ra iso nonton. Dan akhirnya malah seperti reuni dadakan di Indomie Nyemek.

***

Hari-hari berlalu, kerjaan kami di tempat PKL semakin mahir dan sampai sudah bisa dipercayakan untuk menghandle satu panggung sendirian. Iya, kami di sana biasanya disuruh menghandle panggung untuk setiap rombongan yang datang kemudian menyiapkan font nama rombongan, menyiapkan gelas plastik souvenir, me dokumentasikan dalam bentuk foto maupun video, juga menjadi stage manager untuk badut yang merangkap jadi mc.

Ya namanya setiap kerjaan pasti ada suka maupun dukanya, dukanya adalah ya tidak jarang juga kami mendapatkan komplain dari pengunjung maupun dari rombongan akan sesuatu hal, menjelang akhir pkl jelas, sedang ramai-ramainya pengunjung karena ketika puasa, otomatis sudah selesai juga program yang digunakan untuk menarik wisatawan. Kami bahkan hanya mendapatkan libur 1-2 kali seminggu, yang di bulan-bulan sebelumnya bisa sampai 2-3 hari. Telat makan juga termasuk. Entah sudah berapa kali teman-temanku sambat “ngelih” ketika sedang bertugas. Sukanya, banyak alhamdulillah. Membungkus gelas plastik sampai larut malam. Ya nggak malam banget sih, pernah memang sampai jam 9 gitu pas akhir-akhir. Tapi itu hal yang menyenangkan menurutku. Kadang ada badut yang baik hati kemudian mbeliin jajan, dibeliin es milo, ataupun mendoan. Mendoan panas adalah kunci dari semua sambatan kami. Bisa dapet kenalan mbak-mbak kasir juga. Dan yang jelas dapat uang jajan pas jadi tim pembantu saat harusnya pkl selesai tapi masih disuruh berangkat. Hahaha
Waktupun terus berlari  dan akhirnya PKL kami selesai.


Dan yang ada di pikiranku setelah selesai PKL hanyalah............ aku cuma pengen istirahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar