Rabu, 04 Mei 2016

BBM

Di tahun ini aku seperti berada dalam fase yang tersulit dalam hidupku. Aku dipaksa untuk melakukan banyak keputusan-keputusan besar dalam hidupku. Yang menurutku sulit untuk dilakukan. Atau sebenaernya keputusan tersulit yang harus dipilih oleh anak yang masih muda sepertiku.

Pret

Ya gimana enggak? Tahun ini aku harusnya lulus kuliah. Dikejar target untuk bisa wisuda di bulan Agustus, yang padahal masih belum menemukan judul untuk TA nya. Yang berarti aku masih belum ngerjain apa-apa. Yah, entahlah gimana besok.

Lha wong tiap pulang aja sambat e gur kesel, njuk mung dolan tekan jam 12 mesti. Hahaha

Kembali lagi ke masalah awal, di mana aku harus melakukan sebuah keputusan yang sebenarnya sulit untuk dilakukan di masa sekarang ini, ataupun untuk kebanyakan remaja saat ini. Iya, salah satu keputusan terbesarku tahun ini adalah aku harus menghapus aplikasi BBM ku di handphone. Sepele ya ternyata? Hahaha

Kenapa harus dihapus, Da?

Kenapa ya? Entahlah, aku hanya merasa kalau BBM ku sudah menyalahi keputusan awalku untuk menggunakan BBM. Dia sudah melanggar awal kesepakatan tentang kenapa aku menggunakan BBM.

Dulu, ketika pertama kali aku menggunakan BBM alasannya ada dua, untuk komunikasi dengan keluarga, mas dan mbakku terutama. Juga komunikasi dengan anak-anak rumah yang pada saat itu kebanyakan masih menggunakan Blackberry, mas dan mbakku juga pengguna BB. Tapi seiring berjalannya waktu, teknologi yang juga semakin berkembang, banyak orang yang kemudian meninggalkan handphone blackberrynya untuk berpindah ke ponsel berbasis android. Jadi, pada intinya aku nge install BBM, hanyalah untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin berkomunikasi denganku melalui chat app, tapi ngga punya Whats App. Iya, aku Whats App user.

Bahkan, kontakku dulu hanyalah sekitar 15 orang saja. sampai salah seorang temanku heran apa yang sebenarnya kamu lakukan dengan kontak yang 15 tadi. Ya, karena cuma digunakan sebagai alternatif lain selain Whats App, ya BBM itu tadi sih. Lha tapi, akhir-akhir ini, kontakku tambah banyak dengan variasi orang yang ada di sana. aku sampai heran dari mana orang-orang ini bisa dapat kontakku. Tapi kayanya memang ada aja sih yang rese nyuri kontak di handphone orang gitu. Tau nyuri kontak kan ya? Yang buka-buka kontak orang lain buat diinvite tanpa sepengetahuan orang yang punya hape. Kan nyebelin ya? Apa aku aja yang sebel? Yaudah ngga papa nek aku dewean.

Nah, di kontak yang sangat bervariasi tersebut, kan pasti ada yang emang ngga pernah update DP atau PM ya, sedangkan kalau aku kan anaknya nyampah banget (hal ini dibuktikan dengan predikat ternyampah yang kudapatkan saat aku masih SMA), nah kemudian itu membuatku jadi nggak enak. Iya, aku juga orangnya nggak enakan. Nggak enakan dan tukang nyampah, bukan perpaduan yang cocok sepertinya. Jadi, aku merasa bersalah kepada teman-teman yang ada di kontak BBM ku tersebut, karena aku yakin kalau aku mengotori RU mereka. Maafkan saya ya.

Sampahanku di RU itu kebanyakan adalah sesuatu yang seliwar-seliwer di pikiran, kadang masalah musik, kadang masalah makanan, kadang masalah sosial, kadang masalah Kpop, kadang masalah cewek, atau kadang hanyalah curhat wagu dan yang jelas sih kebanyakan adalah hal yang nggak penting. Nah, karena hal yang tidak penting itulah yang membuatku kemudian berpikir, nggak semua orang di kontakku ingin membaca hal yang tidak penting tersebut, dan juga mau nggak mau karena berteman, ya akhirnya kebaca. “Wah mbakke le jaga konter ayu ya”, “Sampai bertemu di jalan lagi ya mbak berbaju merah”, "Yang mau titip tiket konser ini, bisa hubungi saya sampai tanggal segini ya" atau “Masih nggak percaya kalau Jessica nggak di SNSD” kaya gitu kan sampah banget ya?

Apalagi, ditambah dengan adanya salah satu anggota keluarga yang lain selain mas dan mbakku, masuk dalam kontak bbm dan padahal aku juga selain tukang nyampah tadi di RU, Termasuk, bagian paling sering adalah nulis, “asu” dan kawan-kawannya. Kalau sudah begitu, kadang aku merasa bersalah pada teman-temanku karena sudah mengotori RU mereka. Juga, nggak enak sih sama keluargaku selain mas dan mbakku tadi. Biasanya sih kalau udah pakai kalimat yang “asu” tadi itu berarti udah kesel gitu. Atau mungkin moodku yang sedang tidak bagus. Soalnya ya wong cuma diselip antriannya beli soto aja langsung bikin PM. Pada akhirnya malah sering kemudian ditanyain, “Kenapa e Da kok kamu marah-marah terus?”, "Hape kamu dibajak po Da?" atau “Ono opo le?” kalau masku yang tanya. Ya karena aku juga ngga mau membuat kontakku kemudian merasa, “iki bocah ngapain sih?”, begitulah kira-kira. Juga karena bapakku udah mulai pakai BBM sih sebenernya. Hahaha

Terkadang, aku membuat PM di BBM adalah untuk menyindir seseorang, kadang sih. Bisa juga untuk meng #kode seseorang. Masalahnya adalah, PMku tersebut sepertinya tidak pernah tepat sasaran lha wong yang diharapkan untuk membalas PM itu juga nggak mbalesi, atau malah emang ngga peduli sama PM ku. Malah lebih banyak kemudian yang mbales PM ku jauh dari topik yang ada di PM. Topik yang nggak nyambung sama sekali. Yah, lagipula kayanya aku sendiri juga yang salah kenapa jaman sekarang masih aja gitu nge #kode atau no mention di PM. Hmmm

Juga, kalian tau kan salah satu keunggulan bbm dulu dibandingkan Whats App adalah, bisa mengetahui chat kita sudah dibaca oleh pengguna di sana atau belum. Ya, chat D dan chat R. Walaupun Whats App pada perkembangannya juga bisa, karena ada penambahan fitur yang sama. Dengan keunggulan chat D atau R tadi, malah seperti pedang bermata dua untukku ini. Info saja, kalau aku ini termasuk orang yang sensitif. Nah, karena itulah kalau aku ngechat penting orang, dan nggak dibales, tapi kemudian dia malah update PM ataupun DP itu membuatku seperti, “Bajigur i malah update, gek dibales chat e”. Bisa juga kalau ngechat penting malah akhirnya cuma di R aja. Itu kan juga menyebalkan bukan? Atau cuma aku aja yang sebel? Yaudah ngga papa nek aku dewean. Untuk menghindari terjadinya pertempuran hati, lebih baik memang saya yang mengalah untuk menghapus aplikasi tersebut.
Btw, kalau membahas masalah D maupun kaya gini aku jadi inget salah satu lagu dari Coboy Jr, yang liriknya kaya gini, "Kenapa D lagi D lagi kok nggak R R R R". Menurutku, itu bego ya. Kalau aku sih mendingan chatnya di D aja daripada cuma di R tapi nggak dibales. Eh tapi kalau pas masih D kemudian langsung di End Chat sama yang sana sih sama aja ya. 

Oiya, kalian tau tentang ruang penyimpanan handphone? Kenapa kayanya cuma aku yang ruang penyimpanannya rewel minta dihapus sebagian datanya karena sudah 90% data sudah ada di penyimpanan internal. Di hpku bahkan hanya ada aplikasi-aplikasi standar, yang hanya mendukung chat, maupun browsing, bahkan nggak ada permainannya. Untuk seorang gamer sepertiku, handphone tanpa game juga rasanya kaya ngga berguna apa-apa itu handphone, apalagi kalau pas nggak paketan kemudian juga ngga ada wifi di sekitar. Dan ternyata, BBM menghabiskan 80mb di ruang penyimpananku, berada di bawah Google Chrome. Ya ini juga salah satu penyebab kenapa aku akhirnya menghapus aplikasi BBM. Kan kalau emang ada keperluan, masih bisa lewat Whats App atau ya telpon, maupun sms.

Maaf ya teman-teman kontak BBMku, aku sudah tidak menggunakan BBM lagi. Ya semoga di lain waktu aku bisa menggunakan aplikasi ini.

Iki koe selo tenan iso nggawe postingan kaya ngene,

TA MU APA KABAR DAAAA???!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar