Selasa, 18 Maret 2014

ECONOSTRAEVENT

Nah, sebenarnya ini adalah event yang sudah dinantikan oleh ribuan penonton dari bulan februari lalu, tapi karena ada bencana alam, maka di undurlah acara ini. Yap, econostraevent. Dari namanya saja kita sudah tau kalau ini ada alah orkestra, econo nya dari kata ekonomi, acara ini memang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi UGM. Economic jazz yang menghadirkan Casiopea itu juga dari ekonomi UGM. Kayaknya mereka memang kumpulan orang-orang “selo” yang bisa membuat acara yang keren bingit gini.

Harga tiket di acara ini termasuk mahal untuk mahasiswa seperti ku ini, tapi karena memang udah pernah janji kalau masih di bawah 200k dan venue di jogja akan tetep dijabanin deh. Makanya, pas acara ini nggak beli 2 tiket karena kalau beli VVIP 2, maka akan jadi 300k, jadi belinya 1 aja. Berbeda dengan Romantic night yang beli 2 tiket seharga 200k, walaupun pada akhirnya tiketnya nggak “tepat sasaran”. Oke, dari pada berlama lama langsung aja.
Konser di buka oleh mahasiswa dari fakultas ekonomi sendiri dengan membawakan Mahadewi milik Padi. Merinding pas iki. Sebelahku masih kosong semua, jadi nggak ada yang bisa digandeng tangannya. Kemudian ada Hanya Cinta Yang Bisa. Iya, memang hanya Cinta yang bisa sulap di usia semudaitu. Treasure milik Bruno Mars dimainkan, dan ternyata itu adalah lagu terakhir dari ESB (Economic Session Band). Kayaknya sih itu nama bandnya tadi.
Kemudian ada Batiga on stage, membawakan lagu RAN yang nggak tau judulnya, tapi familiar kok. Lalu lagu mereka sendiri Percuma. selanjutnya lagu mereka sendiri lagi yang aku nggak tau judulnya. Kemudian ada Listen, lagu mereka juga ini. Cinta Yang Salah dan Cinta Diam-diam kemudian dibawakan mereka. Nah, sampailah pada pengenalan personil. Sedari tadi aku menunggu ini, hanya untuk mengetahui siapa nama backing vocal cantik mereka. Dan ketika Mbaknya dikenalkan oleh sang vokalis, ternyata tidak cuma aku yang menunggu ini, terbukti dengan teriakan “wuhuuuuuu” dari seisi Grand Pacific. Jelas yang teriak tadi cowok semua. Tapi tidak akan aku beritahukan siapa nama dan apa akun twitter mbaknya backvoc tersebut. Aku iso oleh kui ndadak mbayar 150 e bro. Oiya, lagu terakhirnya itu yang liriknya “haruskah kuteteskan air mata di pipi, haruskah ku curahkan segala isi di hati”. Ada yang tau judulnya?
Dan setelah Batiga selesai, para pemain orkestra pun masuk dan yang terakhir masuk adalah Mas Oni, itu lho yang ngiringi idolanya anak kecil dan idolanya Indonesia. Dan mereka langsung memainkan, Sephia, Melompat Lebih Tinggi, Hari Bersamanya. Keren.
Satu per satu personil Sheila On 7 pun masuk, kursi sebelahku yang tadinya kosong pun akhirnya terisi. Dan yang mengisi adalah para cowok. Memang dafuq sekali.
Hari Bersamanya langsung dimainkan, memang lagu ini paling sering dimainkan ketika live. Selain memang lagunya enak, penonton pun bisa ber sing along “aaaa aaa aaa aaa aaa”. Ya, pokoknya gitu deh teriakannya. Merupakan salah satu hits andalan di album terbaru mereka, Berlayar. Seingatku ini lagu terakhirnya Sheila On 7 yang dibikin video klip.
Pejantan Tangguh dimainkan setelahnya, lagu yang judulnya sama dengan allbum mereka ini, yang video klipnya di sutradarai oleh Dimas Djayadiningrat pun tampil ciamik dengan ditambah orkestra. Konsep video klip nya pun keren. Aku masih ingat ketika pulang sekolah langsung mantengin MTV hanya untuk menyaksikan video klip ini muter di sana.
Bila Kau Tak Di Sampingku, lagu favorit para Pemuda Wacana ini dimainkan di nomor 3. Lagu yang mengisahkan seorang cowok yang penuh rasa cemburu ketika si cewek nggak ada di samping dia. Kayaknya bener, aku memang cemburuan kalau kamu nggak di sampingku. Iya kamu.
Seberapa Pantas, hits andalan di album 07 Des ini juga tampil ciamik diiringi orkestra. Ada sebuah keraguan yang membayangi seorang laki-laki dalam menjalin hubungan, apakah dia gadis yang pantas untuk ditunggu? Seberapa indah dia untuk dinanti? Apakah dia mampu hadir untuk mengusir mimpi buruk? Apakah kita sanggup untuk LDR an? Seberapa hebat dia bisa dibanggakan? Mampukah dia meyakinkan di saat bimbang? Semua pertanyaan itu ada di lagu ini.
Seandainya, lagu nggerus ciptaan Mas Duta ini cukup sukses menyayat hati sebagian jomblo yang datang di GPH. Termasuk aku tentunya. Emang lagu ini semakin “megah” kalau di tambahkan instrumen gesek. Walaupun efeknya kepadaku tidak seperti ketika waktu #3on3concert. Mungkin udah kebal.
Home, Sheila On 7 lagi-lagi membuat kejutan dengan dimainkannya salah satu hits dari Michael Bubble. Setelah sebelumnya ketika Romantic Night juga meng cover lagu-lagu yang lagi hits (bisa di baca di sini). Di lagu ini orkestra tidak ikut mengiringi, hanya ada Mas Oni yang melakukan solo saxophone, itupun kayaknya juga spontanitas dari Mas Oni sendiri. Mas Duta pun masih menyontek lirik seperti waktu Romantic Night. Penonton tidak ber sing along, karena mungkin mereka juga nggak hapal seperti aku. Aku tau nya juga cuma “take me go hooooomeeee”.
Yang Terlewatkan, lagu hits dari album Menentukan Arah ini, pernah aku nyanyikan di acara ulang tahun teman. Lagu yang mengisahkan tentang cowok yang melewatkan ceweknya, dan sekarang ceweknya sudah bersama orang lain. Rapopo mas, aku yo ngono.
Hujan Turun, lagu ciptaan Mas Adam ini pun juga sering dinyanyikan ketika live. Ketika rasa bosan menghampiri dalam sebuah hubungan asmara, dan salah satu pihak pun memutuskan untuk pergi, dan pihak lainnya tidak akan menghalangi walaupun sebenarnya dia juga nggak mau pihak itu pergi. Ya kira-kira seperti itulah. Ada yang kisah cintanya mirip seperti ini?
Di awal lagu sang vokalis sempat mengatakan kalau ini adalah lagu favorit dari salah satu band terbaik di Indonesia dan mereka membawakan lagu ini untuk Tribute. Lagu dari album st, salah satu lagu masterpiece yang pernah dibuat oleh band tersebut, menurutku. Iya, padahal band yang dimaksud adalah Sheila On 7 sendiri. Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki, di tambah dengan string section memang istimewa.
Itu Aku, ketika seseorang menanti jawaban dari pujaan hatinya. Ribuan hari ditungguin, jutaan lagu tercipta, tapi sang pujaan hati masih belum menentukan pilihan. Kamu tau nggak kalau lagu kesukaanmu itu aku? Kamu tau nggak kalau bintang yang selalu kamu sapa tiap malam itu aku? Dan kamu tau nggak kalau tujuan terakhir pencarian cinta kamu itu aku?

Berhenti Berharap. Le ngaransment asem tenan. Wes aku ra iso komentar opo-opo.

Lagu selanjutnya medley dari Perhatikan Rani, lagu yang jadi track terakhir di album pertama, kemudian Dan yang jadi pembuka kaset side B, terakhir adalah Kisah Klasik.
Kemudian para personil SO7 mengundurkan diri disusul Mas Oni dan para pemain orkestra. Apakah dengan ini acaranya selesai? Tentu saja belum, karena para penonton berteriak “Lagi....lagi...lagi” dan akhirnya para personil SO7 kembali ke stage, hanya saja tidak dengan para pemain orkestranya.
“Karena kalian minta kami buat main lagi, ya kita main, tapi nggak pakai orkestra ya. Kita main kayak SO7 konser biasanya aja ya. Yo Mas Eross di lanjut.” Kata sang frontman, Duta.
Walaupun masih dalam kondisi tidak stabil akibat lagu Berhenti Berharap tadi, aku langsung dihajar dengan Mudah Saja. Lagune wong kagol asmoro nek jare kancaku. Kemudian Mas Oni naik lagi dengan membawa saxophone, dan SO7 memainkan Sephia dengan di intro ni Mas Oni. Mas Duta mengatakan “Untuk lagu terakhir ini, yok semuanya berdiri.” Langsung saja, semua orang berlari menuju pinggiran panggung. Aku tidak mau kalah tentunya. Seperti konser SO7 biasanya, Melompat Lebih Tinggi menjadi lagu pamungkas. Hanya saja, di bagian solo gitar diganti oleh suara saaxophone.
Di tengah-tengah konser sempat ada obrolan tentang “minta tolong” nya Mas Eross kepada Mas Oni yang pada saat itu pun masih ngekost, katanya. Permintaan tolong mengenai album Pejantan Tangguh.

“Mas Oni, Mas Oni, aku mbok njaluk tulung. Iki aku ndue album anyar, tulung di isi arransment yo, tapi string section e diilangi kabeh, diganti nganggo brass section.”
(Mas Oni, Mas Oni, aku minta tolong. Ini aku punya album baru, tolong di isi arransment ya, tapi string sectionnya dihilangkan semua, diganti pakai brass section.)

Mas Oni yang saat itu memang sedang mendalami brass, tentu saja langsung mengiyakan permintaan tolong tadi, dan jadilah album Pejantan Tangguh.
“Banyak orang bilang di jaman itu, kalau mau albumnya laris ya di isi string section. Sheila On 7 nggak mau ikut-ikutan dan mau mencoba hal yang baru, makanya di Pejantan Tangguh menggunakan brass. Dan hasilnya memang albumnya nggak laku.” Kata Mas Eross sambil tertawa di ikuti para personel Sheila On 7 dan juga para penonton.
Konser malam itu mungkin terbilang cukup mahal untuk mahasiswa tanggung dan jomblo seperti yang lagi nulis ini. Ya kalau kamu nontonnya di seat AA (depan sendiri) atau berdua dengan pacar sih sepertinya impas.

Oke daripada keterusan curhatnya, sampai jumpa!  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar