Nah, sebenarnya ini
adalah event yang sudah dinantikan oleh ribuan penonton dari bulan
februari lalu, tapi karena ada bencana alam, maka di undurlah acara
ini. Yap, econostraevent. Dari namanya saja kita sudah tau kalau ini
ada alah orkestra, econo nya dari kata ekonomi, acara ini memang
diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi UGM. Economic jazz yang
menghadirkan Casiopea itu juga dari ekonomi UGM. Kayaknya mereka
memang kumpulan orang-orang “selo” yang bisa membuat acara yang
keren bingit gini.
Harga
tiket di acara ini termasuk mahal untuk mahasiswa seperti ku ini,
tapi karena memang udah pernah janji kalau masih di bawah 200k dan
venue di jogja akan tetep dijabanin deh. Makanya, pas acara ini nggak
beli 2 tiket karena kalau beli VVIP 2, maka akan jadi 300k, jadi
belinya 1 aja. Berbeda dengan Romantic night yang beli 2 tiket
seharga 200k, walaupun pada akhirnya tiketnya nggak “tepat
sasaran”. Oke, dari pada berlama lama langsung aja.
Konser
di buka oleh mahasiswa dari fakultas ekonomi sendiri dengan
membawakan Mahadewi milik Padi. Merinding pas iki. Sebelahku masih
kosong semua, jadi nggak ada yang bisa digandeng tangannya. Kemudian ada Hanya
Cinta Yang Bisa. Iya, memang hanya Cinta yang bisa sulap di usia
semudaitu. Treasure milik Bruno Mars dimainkan, dan ternyata itu
adalah lagu terakhir dari ESB (Economic Session Band). Kayaknya sih
itu nama bandnya tadi.
Kemudian
ada Batiga on stage, membawakan lagu RAN yang nggak tau judulnya, tapi familiar kok.
Lalu lagu mereka sendiri Percuma. selanjutnya lagu mereka sendiri
lagi yang aku nggak tau judulnya. Kemudian ada Listen, lagu mereka
juga ini. Cinta Yang Salah dan Cinta Diam-diam kemudian dibawakan
mereka. Nah, sampailah pada pengenalan personil. Sedari tadi aku
menunggu ini, hanya untuk mengetahui siapa nama backing vocal cantik
mereka. Dan ketika Mbaknya dikenalkan oleh sang vokalis, ternyata
tidak cuma aku yang menunggu ini, terbukti dengan teriakan
“wuhuuuuuu” dari seisi Grand Pacific. Jelas yang teriak tadi cowok
semua. Tapi tidak akan aku beritahukan siapa nama dan apa akun
twitter mbaknya backvoc tersebut. Aku iso oleh kui ndadak mbayar 150
e bro. Oiya, lagu terakhirnya itu yang liriknya “haruskah
kuteteskan air mata di pipi, haruskah ku curahkan segala isi di
hati”. Ada yang tau judulnya?
Dan
setelah Batiga selesai, para pemain orkestra pun masuk dan yang
terakhir masuk adalah Mas Oni, itu lho yang ngiringi idolanya anak
kecil dan idolanya Indonesia. Dan mereka langsung memainkan, Sephia,
Melompat Lebih Tinggi, Hari Bersamanya. Keren.
Satu
per satu personil Sheila On 7 pun masuk, kursi sebelahku yang tadinya
kosong pun akhirnya terisi. Dan yang mengisi adalah para cowok.
Memang dafuq sekali.
Hari
Bersamanya langsung dimainkan, memang lagu ini paling sering
dimainkan ketika live. Selain memang lagunya enak, penonton pun bisa
ber sing along “aaaa aaa aaa aaa aaa”. Ya, pokoknya gitu deh
teriakannya. Merupakan salah satu hits andalan di album terbaru
mereka, Berlayar. Seingatku ini lagu terakhirnya Sheila On 7 yang
dibikin video klip.
Pejantan
Tangguh dimainkan setelahnya, lagu yang judulnya sama dengan allbum
mereka ini, yang video klipnya di sutradarai oleh Dimas
Djayadiningrat pun tampil ciamik dengan ditambah orkestra. Konsep
video klip nya pun keren. Aku masih ingat ketika pulang sekolah
langsung mantengin MTV hanya untuk menyaksikan video klip ini muter
di sana.
Bila
Kau Tak Di Sampingku, lagu favorit para Pemuda Wacana ini dimainkan
di nomor 3. Lagu yang mengisahkan seorang cowok yang penuh rasa
cemburu ketika si cewek nggak ada di samping dia. Kayaknya bener, aku
memang cemburuan kalau kamu nggak di sampingku. Iya kamu.
Seberapa
Pantas, hits andalan di album 07 Des ini juga tampil ciamik diiringi
orkestra. Ada sebuah keraguan yang membayangi seorang laki-laki dalam
menjalin hubungan, apakah dia gadis yang pantas untuk ditunggu?
Seberapa indah dia untuk dinanti? Apakah dia mampu hadir untuk
mengusir mimpi buruk? Apakah kita sanggup untuk LDR an? Seberapa
hebat dia bisa dibanggakan? Mampukah dia meyakinkan di saat bimbang?
Semua pertanyaan itu ada di lagu ini.
Seandainya,
lagu nggerus ciptaan Mas Duta ini cukup sukses menyayat hati sebagian
jomblo yang datang di GPH. Termasuk aku tentunya. Emang lagu ini
semakin “megah” kalau di tambahkan instrumen gesek. Walaupun
efeknya kepadaku tidak seperti ketika waktu #3on3concert. Mungkin
udah kebal.
Home,
Sheila On 7 lagi-lagi membuat kejutan dengan dimainkannya salah satu
hits dari Michael Bubble. Setelah sebelumnya ketika Romantic Night
juga meng cover lagu-lagu yang lagi hits (bisa di baca di sini). Di
lagu ini orkestra tidak ikut mengiringi, hanya ada Mas Oni yang
melakukan solo saxophone, itupun kayaknya juga spontanitas dari Mas
Oni sendiri. Mas Duta pun masih menyontek lirik seperti waktu
Romantic Night. Penonton tidak ber sing along, karena mungkin mereka
juga nggak hapal seperti aku. Aku tau nya juga cuma “take me go
hooooomeeee”.
Yang
Terlewatkan, lagu hits dari album Menentukan Arah ini, pernah aku
nyanyikan di acara ulang tahun teman. Lagu yang mengisahkan tentang
cowok yang melewatkan ceweknya, dan sekarang ceweknya sudah bersama
orang lain. Rapopo mas, aku yo ngono.
Hujan
Turun, lagu ciptaan Mas Adam ini pun juga sering dinyanyikan ketika
live. Ketika rasa bosan menghampiri dalam sebuah hubungan asmara, dan
salah satu pihak pun memutuskan untuk pergi, dan pihak lainnya tidak
akan menghalangi walaupun sebenarnya dia juga nggak mau pihak itu
pergi. Ya kira-kira seperti itulah. Ada yang kisah cintanya mirip
seperti ini?
Di awal lagu sang vokalis sempat mengatakan kalau ini adalah lagu
favorit dari salah satu band terbaik di Indonesia dan mereka
membawakan lagu ini untuk Tribute. Lagu dari album st, salah satu
lagu masterpiece yang pernah dibuat oleh band tersebut, menurutku.
Iya, padahal band yang dimaksud adalah Sheila On 7 sendiri. Anugerah
Terindah Yang Pernah Kumiliki, di tambah dengan string section memang
istimewa.
Itu
Aku, ketika seseorang menanti jawaban dari pujaan hatinya. Ribuan
hari ditungguin, jutaan lagu tercipta, tapi sang pujaan hati masih
belum menentukan pilihan. Kamu tau nggak kalau lagu kesukaanmu itu
aku? Kamu tau nggak kalau bintang yang selalu kamu sapa tiap malam
itu aku? Dan kamu tau nggak kalau tujuan terakhir pencarian cinta
kamu itu aku?
Berhenti
Berharap. Le ngaransment asem tenan. Wes aku ra iso komentar opo-opo.
Lagu
selanjutnya medley dari Perhatikan Rani, lagu yang jadi track
terakhir di album pertama, kemudian Dan yang jadi pembuka kaset side
B, terakhir adalah Kisah Klasik.
Kemudian
para personil SO7 mengundurkan diri disusul Mas Oni dan para pemain
orkestra. Apakah dengan ini acaranya selesai? Tentu saja belum,
karena para penonton berteriak “Lagi....lagi...lagi” dan akhirnya
para personil SO7 kembali ke stage, hanya saja tidak dengan para
pemain orkestranya.
“Karena
kalian minta kami buat main lagi, ya kita main, tapi nggak pakai
orkestra ya. Kita main kayak SO7 konser biasanya aja ya. Yo Mas Eross
di lanjut.” Kata sang frontman, Duta.
Walaupun
masih dalam kondisi tidak stabil akibat lagu Berhenti Berharap tadi,
aku langsung dihajar dengan Mudah Saja. Lagune wong kagol asmoro nek
jare kancaku. Kemudian Mas Oni naik lagi dengan membawa saxophone,
dan SO7 memainkan Sephia dengan di intro ni Mas Oni. Mas Duta
mengatakan “Untuk lagu terakhir ini, yok semuanya berdiri.”
Langsung saja, semua orang berlari menuju pinggiran panggung. Aku
tidak mau kalah tentunya. Seperti konser SO7 biasanya, Melompat Lebih
Tinggi menjadi lagu pamungkas. Hanya saja, di bagian solo gitar
diganti oleh suara saaxophone.
Di
tengah-tengah konser sempat ada obrolan tentang “minta tolong”
nya Mas Eross kepada Mas Oni yang pada saat itu pun masih ngekost,
katanya. Permintaan tolong mengenai album Pejantan Tangguh.
“Mas
Oni, Mas Oni, aku mbok njaluk tulung. Iki aku ndue album anyar,
tulung di isi arransment yo, tapi string section e diilangi kabeh,
diganti nganggo brass section.”
(Mas
Oni, Mas Oni, aku minta tolong. Ini aku punya album baru, tolong di
isi arransment ya, tapi string sectionnya dihilangkan semua, diganti
pakai brass section.)
Mas
Oni yang saat itu memang sedang mendalami brass, tentu saja langsung
mengiyakan permintaan tolong tadi, dan jadilah album Pejantan
Tangguh.
“Banyak
orang bilang di jaman itu, kalau mau albumnya laris ya di isi string
section. Sheila On 7 nggak mau ikut-ikutan dan mau mencoba hal yang
baru, makanya di Pejantan Tangguh menggunakan brass. Dan hasilnya
memang albumnya nggak laku.” Kata Mas Eross sambil tertawa di ikuti
para personel Sheila On 7 dan juga para penonton.
Konser
malam itu mungkin terbilang cukup mahal untuk mahasiswa tanggung dan
jomblo seperti yang lagi nulis ini. Ya kalau kamu nontonnya di seat
AA (depan sendiri) atau berdua dengan pacar sih sepertinya impas.
Oke
daripada keterusan curhatnya, sampai jumpa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar