Minggu, 25 Agustus 2013

Pok Tunggal, Sundak, dan groooosaaaakkk

Kayaknya emang kalau habis lebaran itu liburan. Tuh, jumlah hurufnya aja udah sama, cuma beda huruf vokalnya aja. Yak, habis lebaran ini kami memang melakukan liburan dengan mengadakan touring sehari ke pantai yang ada di Gunungkidul. Kami berencana touring ke pantai Pok Tunggal. Pantai ini memang lagi ngehits di internet, makanya aku mengusulkan buat pergi ke pantai ini. Walaupun, aku nggak tahu jalan.Untungnya salah satu dari rombongan kami ada yang beberapa waktu yang lalu mengunjungi pantai itu, jadinya ya fix kami ke Pok Tunggal. Tepuk tangaaannn~~

Touring kami kali ini termasuk yang paling banyak dari touring yang sudah sudah, hampir 15 motor ada saat perjalanan kali ini. Maksud dari perjalanan ini juga sekalian buat nge rayon kaus baru yang dibikin saat ramadhan kemarin. Jadi, kami semua memakai seragam gitu rame rame. Lucu ya..

Kami lewat jalur selatan, atau lewat Panggang. Kenapa lewat Panggang dan bukan malah lewat Wonosari? Jawabannya jelas, kami takut kena cegatan karena memang banyak diantara yang nyetir motor belum punya SIM C. Juga, kurangnya beberapa kelengkapan motor kami yang sepertinya bisa dijadikan alasan polisi buat nilang. Walaupun kalau lewat Panggang, jalannya lebih ekstrem dibandingkan lewat Wonosari. Nggak ada SPBU juga kalau lewat Panggang, tapi kalau eceran masih banyak. Juga jangan berharap menemukan Indoma*ret ataupun alfa*mart kalau lewat Panggang, adanya juga warung kayak warung rumahku gitu sih.

Setelah lewat jalanan Panggang yang aduhay kami sampai ke daerah yang seperti perbukitan kapur gitu. Warnanya putih tebing-tebingnya. Jalanannya juga sepi. Padahal udah di aspal, jadi enak buat ngebut. Nah, gara gara jalanannya enak gitu, salah satu teman kami serombongan sehabis tanjakan dia lepas tangan dari motornya. Awalnya sih nggak papa, tapi karena dia ada di tengah tengah, ada salah satu motor di sampingnya yang slempangan tasnya nyangkut di stang motor teman kami yang lepas tangan tadi. Lalu, groosaaaakkkkkkk. Teman kami jatuh dan terseret beberapa meter dari motornya. Dia lecet di sekujur tangan dan kakinya. Dan keduanya tadi kemudian menjadi berwarna seperti buah strawberry (mau nulis berwarna merah darah nggak enak, nanti ndak pada mual). Dan teman kami tadi ketika bangun kemudian mengeluarkan kata kata “indah” seperti asu, bajingan, dan kawan kawannya. Aku sendiri jadi nggak enak sama warga setempat yang tadinya mau nolongin, jadi takut buat mendekat gara gara temenku tadi. Ya, aku akhirnya cuma mantuk mantuk dan senyum untuk minta permakluman dari warga sekalian menjelaskan kronologisnya. Iya, karena aku memang berada pas di belakang kejadian, walaupun jaraknya jauh, tapi bisa liat persis kayak gimana kejadiannya. Yang bonceng pun juga terluka, walaupun tidak separah yang nyetir tadi. Yang jadi masalah kami selanjutnya adalah, ini 2 orang mau diapain? Kalau pulang ke jogja jelas nggak mungkin, mau alasan apa sama orang orang rumah. Kalau di terusin, lha ini 2 bocah harus dikasih penanganan dulu tetepan. Kami memutuskan mencari puskesmas di sekitar sana. Akhirnya kami menemukannya, rasanya kayak nemu oase di padang pasir. Seneng banget.

Dan ternyata di puskesmas kecil itu cuma ada 1 dokter yang jaga, itupun beliau mau pulang. Jadi, pas kami sampai puskesmas itu dia barusan aja ngunci pintu depan. Lha ya jelas langsung kami stop. Dan beliau pun kamudian menolong kedua teman kami tadi. Jadi, dokter emang keren. Aku dulu kepengen jadi dokter, tapi aku nggak bisa pelajaran IPA. Jadinya ya IPS saja. Walau juga nggak ngerti ekonomi. Aku emang nggak bisa liat angka lama lama kayaknya. Ya intinya, kami sangat berterimakasih kepada dokter tadi sih.  Njenengan keren, dok.

Tapi gara gara ada accident tadi, teman kami ada yang berhasil nyusul sama pacarnya. Padahal ketika kami mau berangkat, dia baru bangun tidur dan belum ngapa ngapain. Emang dia terkenal sebagai pembalap diantara anak anak rumah yang lain. Teman temanku ini kalau naik motor emang cepet semua, kecuali aku. Aku mah spesialis dalam kota saja. Jadi ya kecepatan cuma 40/km terus, paling banter juga 60/km. Gitu.

Perjalanan ke Pok Tunggal kalau lewat Panggang memang menjadi lebih jauh karena seharusnya lebih enak lewat yang Wonosari, tapi nggak papa laaah~ namanya juga piknik~. Jalan menuju Pok Tunggal juga ada tantangannya karena memang berbatu semua. Jadi, sangat mungkin sekali terjadi kebocoran ataupun ban nggembos. Tapi untungnya kami enggak. Rejeki anak remaja masjid. Alhamdulillah.

Tapi kalau sudah sampai sana, perjalanan berbatu tadi benar benar nggak ada apa apanya. Semua terbayar sudah. Puas deh. Kami memilih tempat yang berada di bawah pohon besar yang ada di sisi kanan dari pintu masuk arah kami. Juga dekat dengan warung. Dan kemudian setelah menggelar tikar, ada yang main kartu, main bola, hal yang selalu dilakukan anak muda ketika jalan jalan, yak foto. Kalau aku? Jelas, baca komik sekalian nyetel musik. Walau sebenarnya komik pinjeman sih.

Aku juga ikutan naik naik ke tebing. Juga foto foto. Di atas tebing dan melihat luasnya laut itu kemudian baru kerasa kalau manusia emang kecil banget di dunia ini. Rasanya kalau udah di atas tebing gitu pengen lompat terjun aja gitu. Tapi karena nggak bisa renang jadi ya mikir mikir juga sih. Walaupun kalau bisa renang juga belum tentu masih hidup kalau lompat. Lha karangnya ngeri sumpah.

Sehabis sholat dhuhur kami berkemas untuk menuju pantai lainnya. Kami memilih Pantai Sundak. Kenapa memilih pantai ini? Nggak tau juga sih, kayaknya pada pengen aja. Tapi karena aku belum pernah ya jadinya setuju setuju aja~

Ada yang tau kenapa namanya Sundak? Katanya sih dulu di salah satu karang di pantai ini ada perkelahian antara seekor asu (anjing) juga seekor landak. Dan karena itulah dinamakan Sundak, singkatan dari aSU dan laNDAK. Kalau cerita komplitnya ada di internet kok. Aku cuma inget itu aja soalnya hehehe

Nah, di pantai ini salah satu keunggulannya menurutku adalah, adanya masjid dengan bangunan kayu yang berbentuk joglo. Ada kamar mandinya juga. Stop kontak juga ada, kalau mau nge charge hape ataupun kamera. Hehehe Beberapa temanku ada yang mencari ikan. Iya, modelnya kayak Denny Manusia Ikan gitu. Pada beli jaring. Terus ikannya dikasih botol air mineral.

Dan di sini banyak sekali gazebo tempat buat makan dan istirahat yang disediakan oleh para pemilik warung yang ada di pinggir pantai. Kebagusan nggak sih sebenernya kalau disebut gazebo? Dan selama menunggu makanan datang, kami jelas melakukan sesi pemotretan. Ya namanya juga anak muda.

Di perjalanan pulang ada salah satu motor dari rombongan kami yang bocor, kemudian dia mengatakan buat ditinggal saja nggak papa. Dan selanjutnya ada lagi yang ban nya bocor, tapi aku nggak tau jadi aku bablas aja gitu. Aku bener bener nggak peka ternyata. Ya pantesan dulu pas nembak gebetan di tolak.
Kalau mau liat foto fotonya bisa klik di sini ya. See youuuu~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar