Sabtu, 22 Juni 2013

CAMP





Kamis, 21 April 2011

Suara ayam berkokok dari seberang rumah sudah terdengar. Adzan pun sudah dari tadi berkumandang. Aku masih tidur, bangun hanya sekedar mematikan alarm handphone yang ada di sebelahku. Aku nggak mau terlalu terburu-buru hari ini. Karena mungkin untuk beberapa hari kedepan.......... aku akan merindukan kasur ini.


Masih malas untuk bangkit dari kasur yang sebetulnya sudah tidak layak untuk ditiduri itu, tapi masih nyaman dan masih muat untukku tidur karena dari dulu badanku juga cuma segini-segini aja. Nggak pernah ada perubahan yang signifikan.

"Arda! Ameh tangi jam piro koe?", ibu memanggilku. Seperti biasanya. Suara dan nadanya khas.

"Iyo iki wes tangi.", jawabku sembari membersihkan air liur yang mengalir bak Sungai Code yang membelah Kota Jogja.

Di kamar mandi juga sengaja berlama-lama. Karena sesungguhnya, kamar mandi ternyaman itu bukan di mall. Bukan di hotel berbintang. Tapi di rumah kita sendiri.

Setelah melakukan ritual yang biasa kita lakukan kalau pagi hari. BAB. Harus nggak boleh sakit perut untuk beberapa hari kedepan. Sikat gigi, sabunan. Bener-bener deh, semua harus dinikmati. Setelah selesai urusan di kamar mandi, langsung cus ke kamar untuk ganti pakaian. Satu setel baju pramuka. Baju coklat yang kainnya panas, celana coklat baru karena yang karena yang lama di hilangkan temen, hasduk, ikat pinggang hitam tinggalan ketika aku masih SMP. Ikat pinggang kebanggan.

Setelah semuanya terpakai, aku pun ngaca di kamar. Lama.

"Arda!! Koe ki ngopo? Kae wes dienteni bapak neng ngarepan.", lagi-lagi ibu memanggilku.

"Iyo iki uwes iki."

Akhirnya aku berangkat ke sekolah dengan tas segedhe gaban yang berisi perlengakapan tempurku selama 3 hari ke depan.

Sesampainya di sekolah ternyata udah lumayan rame. Peraturan nya sih tiap sangga cuma boleh membawa 1 hape, dan hape tersebut harus di daftarkan nomernya pada panitia. Dan karena isi sangga kami cowok semua, mana mungkin kami mengikuti aturan tersebut? Jelas jawabannya adalah mustahil.

Dan sebenarnya acaranya itu agak alay. Karena kami di suruh kumpul sebelum jam 8 tapi acaranya mulai bar dhuhur, kan waste time banget. Tapi nggak masalah, karena jeda waktu itu bisa untuk melihat persiapan sangga lain, dan yang jelas ngeliatin cewek-cewek cantik yang akan hidup mandiri selama kemah ini. Lucu aja ngeliatin mereka membopong tas, koper, ember yang nggak bisa dianggap remeh entengnya....

Setelah melaksanakan Sholat dhuhur, berjamaah tentunya. Kami pun bersiap untuk berangkat ke TKP kemah. Lhah? Mana ini bus pariwisata yang akan membawa kami kesana? Itulah pertanyaan yang ada di otakku. Akhirnya angkutan itu datang. Yap, truk tentara yang ada atapnya dan truk biasa yang tidak ada atapnya. Dan tentu saja, yang cewek menggunakan truk tentara yang ada atapnya dan yang cowok........truk yang sama dengan truk barang, truk biasa yang tidak ada atapnya ditambah bonus tulisan, "ANGKUTAN BULOG RASKIN 2011". Oh, terpuji sekali panitia kemah in.

Selama perjalanan yang panas itu, ada yang nyanyi-nyanyi, ngrembuk persiapan di buper, gojek-gojek kere, dan diem aja (atau lebih tepatnya mau muntah). Akhirnya perjalanan yang lama itu, kami pun sampai di bupernya. Bupernya di lapangan sepak bola, luas banget. Tapi tunggu sebentar kok rasanya ada yang aneh ya? Deket pemukiman penduduk, tidak ada kapling-kapling tenda, dan truk yang berisi barang-barang kami kok nggak ikut kesini? Perasaanku nggak enak. Jangan-jangan bukan di sini bupernya...... Dan ternyata benar, ini bukan bupernya!! *jeng jeng jeng* Lalu, bupernya dimana nyet?! Oh ternyata kami harus berlomba dulu untuk menentukan siapa yang berangkat duluan kesana dan disuruh jalan sejauh 3 km lagi untuk sampai buper. Terpujilah panitianya.

Di perjalanan bakti kita melewati pos-pos yang berisi tugas-tugas, melakukan makan siang dan sholat ashar. Ya, kami memang anak islami. Dan selama di perjalanan kami selalu melihat orang-orang rese yang berseliweran naik motor sambil mengatakan "Jalannya dua-dua kak", "Kak, dua-dua kak".

Dan perjalanan yang membuat kaki kram itu akhirnya selesai setelah sampai (pada akhirnya) di buper. Setelah undian nomer kapling, dan mengambil semua barang-barang, kemudian kami mendirikan tenda. Tenda sangga kami sangat istimewa. Karena kalau yang lain mengahadap utara selatan, maka kami menghadap timur barat. Keren.

Dan biasanya masalah di kemah adalah, kamar mandi. Yak, kamar mandi tentara. Kalau kalian ingin tau, tontonlah film warkop yang aku sendiri lupa judulnya. Ada scene pas mandi di kamar mandi tentara. Satu ruangan luas, satu bak, dan banyak manusia.

Ba'da isya, acara inti di mulai. Kami di suruh bawa slayer yang dibawa dari rumah (yang nggak bawa dihukum). Kami dibawa ke (lagi-lagi) lapangan sepak bola. Yang tidak ada pencahayaan sama sekali. Disana kami di kerjai habis-habisan sama panitia. Mulai dari baju, rok, celana. Masalah hape yang katanya mereka telah berhasil menggeledah tas kami dan menemukan hape-hape ilegal. Dan sampai masalah status FB. Mungkin karena pada jaman itu twitter belum sebooming sekarang, jadi teman saya di hukum habis-habisan sama panitia. Coba dia dulu bikinnya tweet, bukan status. Pasti dia aman.

Sejujurnya lapangan sepak bola itu sangat romantis. Langitnya jernih, bulannya sabit ditemani bintang yang bertaburan banyak banget kayak meses di donat. Romantis, bener-bener romantis.

Kemudian kami disuruh baris kemudian memakai slayer dan pegangan dipundak temen. Yap, kami main kereta-keretaan malam itu. dengan dituntun salah satu panitia di depan kami. Semua berpikir kami akan dibawa ke kuburan untuk jurit malam, tapi aku tidak. Aku tau kami akan di bawa kembali ke buper, karena aku mendengar suara. Suara mesin diesel.

Duduk disana, panitia membacakan surat (yang katanya dari ibu kami). Ya, atau lebih mudahnya di sebut malam renungan. Cewek-cewek pun nangis. Cewek emang sensitif. Aku nggak nangis. Mungkin udah kebal dengan begituan atau air mataku udah abis pas masih SD.

Dan setelah acara tetangisan itupun kita resmi ditasbihkan jadi.... apa ya namanya? Tau ah, udah lupa. Dan yang jelas, hari pertama selesai.

***
Jum'at, 22 April 2011

Hari kedua itu isinya lomba-lomba ada pula penyisihan FKR. Aku mengikuti lomba masak, aku memang merasa agak jago di bidang ini, aku masak singkong keju. Yang pada niatnya kejunya di cuerin, ternyata malah jadi di kukus. Nice. Walaupun pada akhirnya........sanggaku nggak dapet juara di tiap lomba. Satupun...

Penyisihan FKR pun kami sepakat untuk tidak maju. Tapi karena harus, akhirnya kami kesana-kemari membawa alamat, namun yang ku........ DAAAA!!! FOKUUUS DA!

Kami akhirnya mendapatkan sebuah gitar butut entah milik siapa, dan menyanyikan lagu Menghapus Jejakmu milik Peterpan. Iya, yang video klipnya ada Dian Sastro itu.

Jumatannya di buper juga. Padahal aku berharap kalau jumatannya di luar biar bisa sekalian beli sandal. Dari SMP, entah ketiban sial apa tapi waktu kemah pasti kelupaan nggak bawa sandal. Dan di hari kedua ini kami sudah boleh membeli makanan di outlet-outlet sekitaran venue. FYI aja kalau hari pertama nggak boleh jajan, jadi para panitia mengawasi gerak-gerik kami supaya tidak melangkahkan kaki ke outlet-outlet tersebut.

Karena sudah pada memakai pakaian bebas, jadi keliatan gadis-gadis yang tidak memakai seragam itu wujudnya kayak gimana. Dan di kemah ini, lagi ngetrend "Jilbab Telur", atau pada kemudian hari disebut hijab. Nah, kenapa aku menyebutnya telur? Karena ada salah satu yang pakai jilbab itu kepalanya bunder, warna jilbabnya pun ijo nya telur asin. Persis kayak telur asin. Hanya saja, telur asin ini besar, bisa jalan, dan bisa bicara.

Setelah mandi, malam harinya kami menonton film "Im Not Stupid 2" yang pada akhirnya nggak ada yang nonton karena sudah semua sudah tewas di lokasi. Dan hari kedua selesai.

***
Sabtu, 23 April 2011

"Kak, bangun kak. Kak sholat kak." 
Suara itu mengganggu tidur nyenyak ku. Tidur di atas jam 12 dan bangun jam 3 pagi itu benar-benar bukan kebiasaanku. Kami disuruh sholat tahajud dan dilanjutkan mujahadah, walau pada akhirnya sebagian besar tidur.

Hari ketiga itu tadabur alam, hanya 1 orang yang jaga tenda. Dan itu saya.

tarnyata, yang jaga tenda pun melakukan kerja bakti di lapangan sepak bola tempat pertama kami di turunkan. Di jalan aku ngobrol dengan salah satu teman, tapi nggak sekelas. Dia juga akrab dengan cewek yang ada di depannya waktu itu. Dan karena naluri ku memang seperti Shinici Kudo, aku menduga mereka pasti akan pacaran di kemudian hari. Dan terbukti benar sekarang.

Setelah sampai kembali ke buper, selo sekali kegiatan kami. Dan yang terpenting aku bisa mandi dengan tidak ada antrian di sana.

Ketika ngecek hape, ternyata ada SMS yang berisi "Da, bikinin makan. Kita laper." Sebenernya pengen tak bales "Lha mbok pikir aku ibumu? Ngongkon..." tapi, karena sejak awal aku udah mengiyakan kalau aku yang jaga tenda maka baiklah, nasi, telur dadar plus cabe rawit tersaji di hadapan mereka.

Tentu bukan kemah namanya kalau nggk ada api unggun. Nah, ini adalah api unggun dengan konsep paling keren. Kredit bagus untuk panitia. Setelah api unggunan, ada fashion show ceritanya. Karena memang tanpa persiapan blas. Jadi, hanya asal-asalan. Di konsep seperti Zabusa vs Kakashi. Aku jadi Kakashi, karena mukanya bisa di tutupi.....

Di sini ada sangga yang fashion shownya menarik. Sangga cewek dari kelas lain. Sangga yang terdiri dari gadis-gadis belia. Sangga yang anggotanya nggak bisa dikatakan jelek. Memang, perhatianku selama kemah selalu tertuju pada sangga ini

Puncak FKR nya tentu saja kehadiran Briptu Norman wanna be. Semua pasti setuju kalau yang ini pemenangnya. Dan setelah itu acara selesai. Kami disuruh istirahat. Tapi, kami tidak mengiyakan kali ini. Kami begadang sambil me #nomention atau #kode dengan cara membuat puisi. Karena terlalu keras, kami disuruh tidur akhirnya.

***
Minggu, 24 April 2011

Ternyata udah hari terakhir. Mood kami benar-benar bersuka cita. Senyum-senyum terus. Setelah mandi, kami semua membongkar tenda. Entah siapa panitianya, tapi selama pengerjaan membongkar itu, semua lagu yang diputar adalah milik Sheila On 7 . Setelah membongkar tenda dan upacara dan penerimaan hadiah, kami pun menaikkan barang-barang ke truk. Iya, truk yang dijelasin di awal tadi.

Dan sebenarnya ada cerita, yang mungkin akan diceritakan turun temurun di buper itu tentang misteri WC No. 3. Mau tau penampakannya? Nih -> WC No. 3

Eh maaf yang ini yang bener, nih -> WC No. 3 tuh kan ngeri banget! Sampai sekarang nggak ada yang tau itu ulah siapa.

Akhirnya kami otw ke kota tercinta, Jogjakarta. Dengan menaiki truk. Iya, truk yang dijelasin di awal tadi. Setelah sampai sekolah, lalu mengambil barang. kemudian pulang. Dan dikatain sama orang rumah "Udah kayak gelandangan asli.", "Sumpah pangling aku." dan lain-lain, tapi masih belum mengerti maksud perkataan itu. Setelah di kamar mandi akhirnya tau kalau memang kulit saya seperti Deddy Corbuzier. Hitam Putih.

***

Sebenarnya, postingan ini adalah tugas pertama yang diberikan oleh guru TIK ketika pertama kali blog ini dibuat, tapi karena selonya baru sekarang ya apa boleh buat :p

SALAM PRAMUKA!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar