Yang namanya
jalan-jalan itu nggak pernah nggak menyenangkan, makanya waktu pertama kali
diajakin piknik RW, ya walaupun itu RW sebelah sih, tapi karena seat di bus
memang masih tersisa, jadi ya di tawarin deh. Dan tanpa basa-basi lagi, di
pancal dong ya. Apalagi pikniknya ke pantai. Duh gimana nggak pengen coba?
Maklum emang belum pernah ke pantai.
Dan ternyata
pantainya pun di pantai Gunungkidul. Pantai Siung dan Wediombo, aku masih ingat
kata temanku yang mengatakan kalau orang yang belum pernah ke pantai, pasti
bakalan pusing. Aku sih nggak percaya kayak gitu, lha apa hubungannya coba kalau dipikir?
Begitu sampai
pantai siung, aku beneran pusing... semua yang ku liat jadi putih semua. Semua
terlihat sangat terang menyilaukan. Entah karena saat itu memang cuaca sedang
sangat cerah, atau pasir pantainya yang putih itu menyebabkan pandangan mataku
kabur. Tapi setelah beberapa saat, mataku sudah bisa menyesuaikan diri dan
akhirnya bisa melihat dengan jelas pantai Siung ini. Diapit 2 karang di kedua
sisinya, membuat pantai ini serasa milik pribadi. Karena terlihat sempit, dan
pada saat itu hanya ada rombongan dari bis kami.
Yang namanya
anak muda, kalau ke pantai ya keceh dan
juga foto-foto. Itu juga sampai fotografernya capek (walaupun sebenernya yang
ngefotoin juga cuma temen sendiri, itupun ganti-gantian).
Datang juga saat
untuk makan siang, tapi karena sudah tidak ada piring untuk tempat nasi, kami
diberikan baskom, dan di situ di isi dengan nasi, ikan goreng, sambal dan
lalapan. Tapi karena memang sudah kelaparan, kami nggak mau berlama-lama buat
protes kenapa hanya milik kami yang di kasih kan ke baskom. Dan dengan
brutalnya baskom seisinya tadi ludes dalam hitungan menit saja. Seperti ngasih
makan meri. Kalau yang nggak tau meri itu apa, itu adalah anak bebek. Kan tau sendiri kalau anak bebek dikasih makan pasti langsung pada ngrubungin..
Setelah keceh kesana kemari, sampai akhirnya
ba’da dhuhur, rombongan kami berpindah ke Pantai Wediombo.
Pantai
wediombo ini katanya sudah termasuk pantai paling timur di Gunungkidul, bentar
lagi mau ke Pacitan katanya kalau di bablasin
. Di terusin maksudnya. Di pantai ini karangnya lebih banyak daripada Pantai Siung tadi, jadinya kalau mainan air nggak sebebas pas di Siung, tapi
kalau mau foto-foto jadi lebih banyak spot nya.
Kalau
di pantai ini memang kami lebih banyak melakukan sesi pemotretan #preeeetbanget
. Tapi diantara segitu banyak karang, ada 1 yang menyembul, dan membuat kolam kecil
di tengah-tengah nya. Membuatku tertarik untuk lompat kesitu. Nah, bagian
menariknya adalah, kita semua kan tau kalau batu karang pasti banyak
bolong-bolongnya kan? Ternyata diantara bolong-bolong itu, ada banyak sekali
warna hitam. Yap, ternyata disitu sarang bulu babi. Setelah ngeh kalau di situ ternyata sarang bulu
babi, langung deh ngecek telapak kaki yang memang menjadi pijakan saat jatuh
dari lompatan, ternyata telapak kaki ku udah penuh darah. Ternyata ada 5 atau 6
lubang yang membuat kakiku berdarah. Kemudian larilah ke bagian SAR di pantai
itu, dan katanya harus dipencet pakai jarum ataupun peniti sambil di rendam air
hangat. Akupun langsung menanyai tiap-tiap orang yang serombongan denganku yang
kira-kira membawa 2 barang tersebut, atau setidaknya jarum, ataupun peniti. Dan
ternyata tidak ada satupun yang membawa, yaudah deh pulang sampai ke Jogja
kakinya agak pincang, karena menyisakan perkerjaan rumah tadi. Tapi sayangnya
nggak ada bukti dokumentasinya yang aku kena bulu babi, adanya ya foto-foto
biasa. Kalau mau ngeliat, cek di sini.
Makanya,
kalau baru pertama kali ke pantai jangan sok tau. Kena bulu babi kan jadinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar